Home » , » Laporan Baca, PANORAMA KEJADIAN

Laporan Baca, PANORAMA KEJADIAN




Reading Report
Judul Buku                      :    PANORAMA KEJADIAN
Pengarang                        :    Tremper Logman III
Cetakan ke-1                   :    Jakarta 2010
Jumlah halaman               :    221 hlm.
Diserahkan Kepada         :    -
Sebagai Tugas Dari         :    -

Dalam buku Panorama Kejadian yang di tulis oleh Tremper Logman III memulai bukunya dengan Strategi Membaca Kitab Kejadian. Tremper Logman menjelaskan bahwa bukunya bukan sebuah tafsiran. Panorama Kejadian adalah suatu penelusuran tentang pendekatan yang tepat untuk menafsir Kitab Kejadian. Kitab kejadian bukan kitab yang mudah dimengerti, diperlukan kerja keras untuk dapat menangkap maksud kitab purba yang banyak membangkitkan pertanyaan ini. Para reformator sangat menekankan kejelasan isi Alkitab, mereka berpegang pada prinsip bahwa Alkitab tidak ditulis dalam bahasa sandi, Alkitab dapat dimengerti menurut apa yang dinyatakan dalam Alkitab sendiri, kita tidak membutuhkan tradisi para bapak gereja untuk mengerti Alkitab. Namun tidak semua hal sama jelasnya dalam Alkitab seperti Berapa lama “hari” dalam kejadian 1?, Apakah air bah Nuh terjadi secara global, Siapakah orang-orang raksasa (nefilim) itu?, Mengapa sebagian ayat mengatakan bahwa bani Ismael membawa Yusuf ke Mesir, sebagian lagi mengatakan bani Midian? Daftar pertanyaan ini dapat berkembang terus. Bahkan sebagian pertanyaan-pertanyaan akan tetap tidak terjawab meski sesudah melalui studi intensif sekalipun. Salah satu prinsip penafsiran adalah menyadari bahwa tidak semua pertanyaan kita dapat dijawab.
             
Semua itu hanyalah sebagian kecil dari banyak episode yang diangkat Kitab Kejadian. Namun kita akan kehilangan makna jika kita menaruh perhatian hanya pada hal-hal aneh, yang menarik perhatian kita. Kita juga akan mengacaukan maknanya bila kita berhafap kitab ini dapat menjawab pertanyaan pertanyaan kita atas hal aneh yang menarik perhatian kita tadi. Untuk membaca Kitab Kejadian secara cerdas, kita harus memperhatikan pertanyaan-pertanyaan, jenis sastra, dan waktu ketika Kitab Kejadian ditulis.

Kebanyakan orang Kristen membaca kitab Kejadian dengan alasan teologis, historis, devosi dan praktis. Melupakan bahwa kitab ini adalah sebuah karya sastra. Kitab Kejadian bersama kitab-kitab tulisan Samuel merupakan puncak sastra narasi israel purba. Secara teknis, Kitab Kejadian adalah sebuah kitab tanpa nama; artinya, tidak satupun dalam isinya menyebut siapa penulisnya. Jika demikian apa petunjuk yang mendukung ide bahwa Musa adalah penulis Kitab Kejadian
pertama, diberbagai bagian pentateukh kita mendengar bahwa Musa adalah penerima Wahyu dan saksi berbagai tindakan penyelamatan Allah. ( Kel. 17:14, Bil. 33:2, Kel. 24:4;34:27, Ul. 31:32)
Dari petunjuk yang disediakan oleh teks Alkitab sendiri, kini kita memiliki dasar yang kuat untuk membuat tiga penegasan berikut:
1.      Tradisi yang mengatakan bahwa Musa menulis pentateukh menunjuk pada perannya sebagai tokoh penting dan pemberi dasar pembentukan tulisan ini
2.      Sangat  mungkin telah terjadi kegiatan peredaksian sesudah Musa
3.      Sangat mungkin adanya sumber-sumber yang didaptkan Musa  mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kitab kejadian.

Salah satu masalah dalam upaya memaparkan teori-teori alternatif tentang penyusunan kitab Kejadian ialah ada begitu banyak variasi tentang ide tersebut. Diantara mereka yang yakin bahwa Kejadian disusun dengan memasukkan banyak tradisi berbeda, tidak terdapat kesepakatan pendapat. Namun demikian kebanyakan orang teori sejarahlah yang paling meyakinkan.
Dalam buku ini penulis menyebutkan ada empat hal memicu hipotesis bahwa pentateukh adalah hasil penyatuan empat sumber terpisah (faktor pengindentifikasi) antara lain:
  1. Penggunaan nama Allah yang berbeda terutama Yahweh dan Elohim,
  2. Penggunaan dua nama atau lebih untuk orang atau suku atau tempat yang sama
  3. Adanya catatan kembar
  4. Teologi berbeda
Dalam buku  ini juga penulis menjelaskan bahwa para ilmuan menemukan empat sumber berbeda dalam pentateukh. Sumber-sumber itu  dikenal dengan huruf-huruf  J,E,D dan P disebut juga dengan “hipotesis JEDP.  J (Jahwist) berasal dari sumber yang menggunakan nama Yahweh. J menggambarkan Allah. Dalam teologi J, Allah bukan hanya satu-sutu nya allah, tetapi Ia adalah Allah yang paling berkuasa dan Ia saja yang patut disembah. E (Elohist) sumber E beroleh namanya dari prakiraan penggunaan  nama jenis Allah  yaitu Elohim. D (Deuteronomist) sumber ini dapat ditentukan saatnya dengan tepat, karena adanya kisah yang ditemukan dalam 2 Raja-raja 22:23. P (Pristis) P adalah sumber yang paling muda ditemukan dari bentuk hasil Pentateukh.
 
Dalam  buku ini juga penulis menyebutkan ada empat prinsip untuk membaca kitab Kejadian
  1. Musa memiliki keterkaitan mendasar dengan produksi Kitab Kejadian dan Pentateukh secara menyeluruh
  2. Musa menggunakan berbagai sumber, baik lisan maupun tulisan yang diturunkan kepadanya dari masa sebelumnya.
  3. Petunjuk adanya kegiatan peredakisian yang berarti dari era pasca Musa terdapat dalam kitab Kejadin dan Pentateukh
  4. Meisahkan secara definit dan lengkap antara bahan-bahan yang Pra Musadan pasca Musa, adalah tidak mungkin  dan juga tiak berguna.
Dalam buku ini dijelaskan juga bahwa dalam studi sastra, bentuk tulisan dan struktur adalah yang pertama dan dan terutama yang harus dilakukan. dalam teks naratif seperti kitab kejadian kita juga harus mengerti plot ceritanya. Plot tersebut diajukan oleh seorang narator, dan strategi penuturan narasi yang dipilih oleh si penulis sangat informative.

Dibuku ini juga ditulisakan perbedaan antara catatan Kitab Kejadian dan tradisi penciptaan Timur Dekat jauh lebih besar dari pada persamaan yang ada. Perbedaan yang paling besar menyangkut jati diri dan sifat sang pencipta. Alkitab menyatakan bahwa Allah yang esa, yaitu yang sesungguhnya adalah Allah yang menciptakan dunia. Namun dalam catatan-catatan dari Mesopotamia dan Kanaan  terjadinya keberadaan kosmos disebabkan  oleh konflik. Meurut kitab kejadian koflik masuk kedalam dunia bukan karena dewa tetapi oleh pemberontakan manusia.

Dalam buku ini juga dijelaskan  tentang kisah air bah. Para ahli melihat ada hubungan antara berbagai tradisi purba tentang air bah. Mereka menganggap kisah Alkitab dianggap adalah sekedar salinan catatan timur dekat purba tetapi penulis buku ini tidak menyangkali bahwa ada persamaan antara catatan timur dekat dengan kisah air bah yang di Alkitab.

Motivasi air bah dalam Alkitab adalah isu moral bukan masalah ketidaknyamanan para dewa. Kisah air bah dalam Alkitab dimulai  dengan pernyataan “ketika dilihat Tuhan bahwa kejahatan manusia ..Kej. 6:5. Sedangkan menurut versi Timur dekat mengungkapkan bahwa para dewa telah melakukan kesalahan dan harus membayar akibatnya.

Dalam buku ini juga dijelaskan  mengenai  kekhususan manusia dalam penciptaan yaitu diamana manusia, secara signifikan dijabarkan sebagai laki-laki dan perempuan (Kej. 1:26-27),  diciptakan sebagai gambaar Allah. Dengan demikian, gambar Allah boleh jadi dipakai dengan pengertian bahwa manusia adalah wakil Allah dalam dunia ciptaanNya. Penciptaan manusia memperlihatkan relasi intim yang dinikmati manusia dengan Allah. Sesudah penciptaan, Adam dan Hawa diutus dengan tugas-tugas yang jelas memperlihatkan bahwa mereka adalah para wakil Allah dalam ciptaan. Manusia adalah satu-satunya mahluk yang memiliki relasi Aku Engaku dengan Allah yaitu sanggup menjalani hubungan percakapan deganNya.

Penulis menjelaskan bahwa melalui catatan tentang penciptaan ini, sifat Allah dinyatakan kepada kita melalui cara-cara yang sangat fundamental. Allah dideskripsikan kepada kita dari perspektif yang teistik bukan deistik atau panteistik. Allah juga berdaulat cukup dalam diriNya dan mengatasi segala sesuatu. Dalam buku ini juga dijelaskan bahwa Allah bukan keberadaan seksual atau bergender. Yahweh tidak memiliki tubuh jadi secara anatomi Ia jelas tidak dapat digambarkan secara seksual.

Penulis buku ini menyimpulkan tentang penciptaa. Kej 1-2 dalam banyak segi menjadi fondasi bagi seluruh Alkitab. Bagian ini mengajarkan banyak hal tentang siapa Allah sesungguhnya, seperti apa dunia pada waktu permulaannya dan siapa kita sesungguhnya. Allah telah menciptakan manusia dan memberkati mereka dengan kehidupan yang bermakna dan berlimpah.

Dalam buku ini juga dicatat tentang kejatuhan manusia :
  1. Adam dan Hawa berdosa dengan memakan buah larangan. Ular berdosa dengan membujuk mereka jatuh kedalam dosa.
  2. Allah lalu mencanangkan hukumanNya dalam serangkaian kutuk yang Ia sampaikan kepada ular, perempuan dan laki-laki itu
  3. Pemberian anugrah itu dalam wujud pakaian yang Allah buatkan untuk adam dan hawa dari kulit binatang. Allah menolong mereka  dalam wilayah dimana mereka kedapatan paling rentan.
  4. Lalu Ia menjalankan hukumannya dengan memgusir mereka dari taman eden
Dalam pasal 10 penulis buku ini mengatakan bahwa pasal ini sebenarnya merupakan sejenis peta linguistik purba. Kejadian 10 mengelompokkan bahasa-bahasa yang berbunyi  sangat mirip bagi telinga  orang zaman purba episode ini disimpulkan  dengan pelaksanaan penghukuman. Allah mengacaukun hukuman mereka dan akibatnya mereka tersebar kesuluh muka bumi.

Buku ini juga menjelaskan tentang narasi  para bapa leluhur memiliki ciri yang berbeda  dibandingkan dengan pasal-pasal sebelumnya. Tempa narasi melambat dan ruang narasi menyempit. Kisah narasi bapa leluhur  ini adalah catatan tentang bagaimana Abraham, ishak  dan Yakub merespons kepada Allah yang melalui mereka berusaha menciptakan relasi dengan seluruh umat manusia.

Buku Panorama Kejadian ini juga membahas tentang Kristologis dalam Perjanjian Lama khusunya dalam kitab Kejadian yaitu Kejadian 3:15 atau yang disebut Protoevangelium. Kejadian  3:15 banyak beranggapan bahwa bagian Alkitab ini berbicara tentang Yesus mematahkan kuasa sijahat dengan kematianNya, sehingga karena itu Ia harus mengambil rupa manusia.

Kesimpulan:
Jadi kesimpulan dari buku ini didalamnya membahas mengenai pencipttaan dalam enam hari, perempuan dari tulang rusuk laki-laki, anak-anak Allah mengawini anak-anak perempuan manusia, juga membahas Abraham, Sara, Hagar, dan kelangsukangan hikayat  keluarga yang disfungsi.

Semua itu hanyalah sebagian kecil dari banyak episode yang diangkat kitab Kejadian. Namun kita akan kehilangan makna  jika kita manaruh perhatian hanya pada hal-hal aneh, yang menarik perhatian kita.  Untuk membaca kitab Kejadian secara cerdas kita harus memperhatikan pertanyaan-pertannyaan, jenis sastra dan waktu ketika kitab Kejadian ditulis.

Dalam Panorama Kejadian – Awal mula sejarah. Tremper Longman menyediakan sebuah penuntun yang mendorong kita untuk membaca dan mempelajari serta meresapi  panorama awal mula dunia ini maupun Israel. Dan terutama bagi para pembaca Kristen kita mendapatkan wawasan tentang bagaimana kitab Kejadian menunjuk kepada Kristus dan dapat dibaca dalam terang Injil.

Tremper Longman III adalah profesor Studi Biblika di Westmont College Santa Barbara, California. Ia adalah pengarang dari beberapa buku.
Bagikan artikel ini :

Post a Comment

 
Supported by: Blogger | Blogger.com
Copyright © 2014. Rumah Pelayanan - All Rights Reserved
WWW . RUMAHPELAYANAN . COM