Home » » DOKTRIN ALLAH 07 – Allah Mahatahu

DOKTRIN ALLAH 07 – Allah Mahatahu



DOKTRIN ALLAH 07 – Allah Mahatahu (By Dr. Erastus Sabdono)

Sifat Allah yang satu ini sangat menonjol, sehingga bukan hanya agama Kristen yang memberi perhatian khusus, agama-agama di luar Kristen pun juga memberikan perhatian istimewa terhadap sifat Allah satu ini. Allah Maha Tahu, artinya bahwa Ia memahami segala sesuatu dengan sempurna. Dalam bahasa Ibrani terdapat dua kata yang diterjemahkan mengenal atau mengetahui, pertama yada yang artinya mengetahui dari mengalami. Kata ini juga bisa diterjemahkan bersetubuh. Kata ke dua adalah biyn, kata kedua ini diterjemahkan mengetahui dalam bahasa Indonesia (Ayub 28:23). Dalam teks bahasa Yunani ada kata yang berarti mengenal lengkap sempurna yaitu eido atau oida, kata ini juga berarti fullness of knowledge. Kata lain yang juga diartikan mengetahui atau mengenal adalah ginosko. Kata ini memiliki pengertian yang sama dengan yada.

Kita sering mengatakan bahwa Allah mahatahu. Persoalannya adalah apakah respon kita terhadap eksistensi Tuhan tersebut? Apa reaksi kita terhadap eksistensi Tuhan tersebut. Dengan kalimat lain, sebagaimana kita bersikap terhadap sifat Allah yang Maha Tahu ini. Hendaknya pemahaman kita terhadap Kemahatahuan Allah tidak hanya memberi pengertian dalam pikiran semata-mata. Tetapi pengakuan bahwa Allah Maha Tahu seharusnya memberi pengaruh dan memberi warna dalam hidup kita ini.

Kalau seseorang percaya bahwa Allah Mahatahu maka tidak boleh berlaku munafik terhadap Tuhan. Setiap orang harus berlaku apa adanya atau bersikap tulus (Maz 73:1). Hendaknya kita tidak seperti orang-orang Yahudi pada zaman penggenapan yang berlaku munafik (Mat 15:8; Mat 23). Inilah kenyataan yang kita jumpai dalam banyak agama di dunia, dimana umat bersikap protokoler kepada allahnya. Tetapi kita adalah anak dimana kita dapat berhubungan dari hati ke hati dengan Tuhan secara tulus, natural dan sederhana atau bersahaja. Tuhan menghendaki ketulusan sebagaimana Tuhan juga bersikap tulus kepada kita.

Kalau kita percaya bahwa Allah Mahatahu maka kita bersedia dikoreksi oleh Tuhan untuk memiliki kemurnian jiwa dan hati (Maz 139:23-24). Ia mengenal kita lengkap sempurna lebih dari kita mengenal diri kita sendiri. Kita tidak dapat menyembunyikan dosa dihadapan-Nya (Maz 139:11-12). Kesediaan kita dikoreksi adalah pintu gerbang pembaharuan hari setiap hari. Tuhan menghendaki demikian (Rom 12:2).
Kalau Allah Mahatahu, pribadi yang mengenal hati kita maka seharusnya kita menurut saja apa yang Tuhan kerjakan dalam hidup kita. Seperti tanah liat yang berserah pada pengaturan dan pembentukan Sang penjunan (Yer 18). Kita tahu bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia (Rom 8:28-29). Sering kita memberontak terhadap pembentukan Tuhan, sebab kita merasa sesuatu yang sedang terjadi dalam hidup kita tidak mendatangkan faedah. Padahal Tuhan lebih tahu bagaimana membentuk kita menjadi pribadi seperti yang Tuhan kehendaki.

Kalau Allah Maha Tahu berarti setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita ada dalam monitor dan kontrol Allah yang sempurna. Itu berarti tidak ada alasan kita untuk bersungut-sungut dan tidak mengucap syukur, sebab Allah turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia. Mengucap syukur adalah pengakuan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita dalam kendali Tuhan. Tidak ada sesuatu yang terjadi dalam hidup kita di luar kontrol dan monitor Tuhan. Dan yang luar biasa semua yang terjadi dalam hidup kita mendatangkan kebaikan bagi kita (Roma 8:28).

Oleh sebab itu Tuhan menghendaki kita mengucap syukur dalam segala hal. Dalam Efesus 5:20 Tuhan menghendaki agar kita mengucap syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah Bapa kita. Perintah ini dimaksudkan agar anak-anak Tuhan selalu mengucap syukur kepada Tuhan dalam segala keadaan. Baik keadaan yang menurut kita menyenangkan maupun keadaan yang menurut kita tidak menyenangkan.

Ini adalah sebuah perintah yang sepertinya tidak masuk akal, bagaimana kita bersyukur kepada Tuhan atas sebuah keadaan yang tidak menyenangkan. Apakah hal ini tidak membuat kita munafik? Tentu tidak, sebab semua perintah Tuhan masuk akal dan dapat dilakukan. Tuhan menghendaki agar kita dapat melakukan perintah-Nya agar kita diberkati. Di balik ucapan syukur ternyata ada berkat dan kuasa. Alasan mengapa kita harus mengucap syukur dalam segala sesuatu sebab Tuhan tidak pernah mendatangkan kecelakaan atau kerugian kepada kita (Yer 29:11). Memang kadang-kadang dalam situasi tertentu kita berpikir bahwa suatu keadaan buruk yang kita alami mendatangkan kerugian kepada kita, tetapi ternyata tidak. Keadaan yang buruk justru sering mendidik kita menjadi seorang anak Tuhan yang baik.

Dalam Roma 8:28 tertulis: “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia”. Ayub mengalami keadaan buruk tetapi ternyata keadaan buruk itu memurnikan atau meningkatkan imannya (Ayub 23:10). Kita pasti juga pernah mengalami pengalaman-pengalaman yang buruk dan menyakitkan. Tetapi semua itu mendatangkan kebaikan untuk kita.

Mengapa kita harus mengucap syukur dalam segala keadaan? Sebab kita harus belajar mempercayai pribadi Tuhan. Kita percaya kepada Tuhan bukan saja pada waktu keadaan baik tetapi dalam keadaan yang buruk pun kita belajar mempercayai bahwa kita harus terus menerus percaya bahwa Tuhan itu baik dan dapat dipercayai. Kepercayaan ini penting sebab mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan. Kalau sebuah persahabatan dua orang tidak disertai kepercayaan, maka hubungan persahabatan tersebut pasti buruk. Demikian pula hubungan kita dengan Tuhan.

Jadi kita mengucap syukur kepada Tuhan bukan hanya pada waktu kita mengalami keadaan yang baik dan menyenangkan atau pada waktu sesuatu yang kita pandang menguntungkan. Tetapi dalam segala keadaan pun Tuhan mengajarkan kita untuk mengucap syukur (Ef 5:20). Firman ini diberikan bukan tanpa alasan. Allah adalah Allah yang kuat dan maha bijak, Ia tidak pernah mendatangkan kecelakaan bagi anak-anak-Nya (Yer 29:11, Roma 8:28). Segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita dalam kontrol dan monitor Allah. Oleh sebab itu kita tidak perlu mencurigai Tuhan seakan-akan memberi keburukan kepada kita dan menjadi marah kepada-Nya.

Kita tidak boleh bersungut-sungut atau mengomel dalam keadaan bagaimana pun. Persungutan menunjukkan bahwa kita tidak mengucap syukur. Itu merupakan sikap yang menunjukkan bahwa kita “sok tahu” dan mempersalahkan Tuhan. Inilah yang mendatangkan bencana bagi bangsa Israel dalam perjalanan ke Kanaan (1Kor 10:10). Ketika kita mengucap syukur dalam segala keadaan maka Tuhan akan memberi jalan keluar kepada kita. Dan ini memberi pengalaman hidup yang nyata dengan Tuhan. Perbuatan Tuhan dalam hidup kita itu akan menumbuhkan kekaguman kita terhadap Tuhan dan kekaguman ini akan membuahkan ucapan syukur yang tulus.

Ucapan syukur ini bukan sekedar sebuah “lips-service” atau ucapan di bibir saja sebagaimana kebiasaan orang pada umumnya, tetapi ucapan syukur yang keluar dari kesadaran yang sungguh-sungguh bahwa kita ada sebagaimana kita ada hanya karena anugerah dan kemurahan Tuhan semata-mata. Di balik apa yang dapat kita lihat ternyata ada tangan yang tidak kelihatan menjaga melindungi kita, mengawal kita dengan para malaikat-Nya, Dialah tangan yang tidak kelihatan, the invisible hand. Tangan Bapa sorgawi yang penuh tanggung jawab menjaga anak-anak-Nya dengan keperkasaan dan kasih sayang-Nya yang hebat. Kita harus sungguh-sungguh bersyukur kepada Bapa dan Tuhan kita Yesus Kristus yang telah menunjukkan rahmat-Nya yang besar kepada kita, sehingga kita boleh ada sebagaimana kita ada.
Bagikan artikel ini :

Post a Comment

 
Supported by: Blogger | Blogger.com
Copyright © 2014. Rumah Pelayanan - All Rights Reserved
WWW . RUMAHPELAYANAN . COM