Home » , » INJIL MATIUS SEBAGAI CERITA Jack Dean Kingsbury

INJIL MATIUS SEBAGAI CERITA Jack Dean Kingsbury




TUGAS PRIBADI (Meringkas Dari Buku)
Mata Kuliah                   :    Hermeneutika 
Buku                              :     INJIL MATIUS SEBAGAI CERITA
                                              Jack Dean Kingsbury
Diserahkan Kepada      :    -
Sebagai Tugas Dari       :   -
                                           

1.    INJIL MATIUS SEBAGAI CERITA

BAB I. MEMAHAMI MATIUS SEBUAH PENDEKATAN KRITIS SASTRA

Tujuan buku ini adalah menyelidiki cerita yang tertulis dalam kitab Injl Matius. Pada Bab I buku ini akan membahas metode kritik sastra. Dalam prakteknya kebanyakan kritik sastra berpusat pada kitab-kitab Injil sebagai narasi. Dilihat dari sudut kritik sastra , Injil Matius adalah suatu narasi yang dipersatukan, yaitu, cerita yang disampaikan ditentukan oleh “sudut pandang penilaian” yang merangkumi semuanya. Sebagai suatu narasi yang dipersatukan, Matius mengundang pembaca atau penafsir memusatkan perhatian terhadap cerita Injil yang dituturkan. Untuk mendekati Injil Matius sebagai suatu Narasi yang akan dipersatukan berarti mengikuti cerita yang dituturkan kitab tersebut. Untuk seseorang pembaca Injil Matius, ia perlu sejenak meninggalkan dunia nyatanya dan masuk ke dalam dunia lain dengan kekhasannya sendiri. Dunia ini, yang mempunyai waktu dan ruangnya sendiri, dihuni oleh tokoh-tokoh pelakonnya dan ditandai oleh peristiwa-peristiwa. Dengan mendiami dunia ini, ia tinggalkan lagi dan kembali, mungkin dengan sudah diubah, kedunia sendiri.

Cerita Berdasarkan Narasi Matius
Sama dengan narasi-narasi lainnya, Injil Matius terdiri atas dua bagian yaitu, “Cerita” dan “Uraian”. Cerita Injil Matius adalah tentang kehidupan Yesus mulai dari Ia dikandung  dan dilahirkan sampai pada kematian dan kebangkitanNya. Sedangkan Uraian Injil Matius adalah “apa” yang dituturkan. (“cerita” = “apa”, “uraian” = “bagaimana” cerita itu dituturkan). Menurut Chatman, Narasi Injil Matius meliputi 3 unsur, yaitu: “Peristiwa-peristiwa”,tokoh-tokoh”, dan “tempat kedudukan”. Peristiwa-peristiwa adalah rangkaian kejadian, atau perbuatan yang merentangkan panjang cerita dan terdiri atas “plot” atau “alur”, sebuah cerita. Tokoh-tokoh (peran-peran) adalah orang-orang yang tampil dalam sebuah karya narasi Injil Matius ini. Seperti: orang banyak, para murid, para pemimpin keagamaan, dan ada juga peran sampingan yaitu orang-orang yang terserak disana sini dalam halaman-halaman cerita Matius. Tempat kedudukan adalah tempat atau waktu atau lingkungan sosial yang didalamnya suatu peran bersaksi. Seperti, kata sederhana “kemudian” (Mat.9:14), Betlehem (2:4-6), Nazaret, Kapernaum, Galilea, kota-kota atau tanah kafir, Yerusalem, dan padang gurun.

Penuturan Narasi
Penuturan adalah sarana yang dipakai si narator untuk mengungkapkan cerita. Penuturan narasi Matius meliputi hal seperti: pertama, “peulis real” (implied author) dan narator. Penulis real adalah penulis injil pertama, natator adalah suara atau pembicara tak terlihat (seorang yang menuturkan cerita kepada pembaca) misalnya (1:1). Kedua, “sudut pandang” yang didukung oleh narator atau oleh peran tertentu dan “implied author”. Sudut pandang yaitu cara yang dipilih penulis Injil pertama untuk bercerita dari aspek ideologis (penilaian), fraseologis (cara pemilihan, penyususnan dan pemakaian kata-kata),  spasial dan temporal (menyangkut ruang dan waktu), dan psikologis. Ketiga, pembaca real, yaitu: oknum khayalan yang di dalam dirinya maksud naskah diharapkan selalu dipahami sepenuhnya. Berbeda dengan pembeca sebenarnya, yaitu, menunjuk kepada setiap oknum berdarah dan berdaging yang benar-benar mendengar atau membacanya, bisa saja oknum ini adalah orang Kristen abad pertama yang kepadanya Injil aslinya ditulis.  

Struktur Injil dan Pandangannya Mengenai Sejarah Keselamatan
Cerita Matius tentang kehidupan Yesus menyingkapkan 3 bagian yang luas yaitu:
1.      Penggambaran Yesus sebagai Mesias (1:1-4:6)
2.      Pelayanan Yesus Mesias kepada Israel dan penolakan Israel terhadap Yesus (4:17-16:20)
3.      Perjalanan Yesus Mesias ke Yerusalem dan penderitaan, kematian, dan kebangkitanNya (16:21-28:20)

BAB II. PENGGAMBARAN TENTANG YESUS (1:1-4:16)
Alur atau plot cerita Matius berkisar dan berkembang tentang Yesus dan unsur pertentangan. Unsur pertentangan yang menonjol adalah antara Yesus dan Israel, terutama para pemimpin keagamaan (berahir tragis) dan antara Yesus dan para murid (berakhir dengan perdamaian). Alur cerita Matius yang merupakan satu bagian utama adalah 1:1-4:16.

Mesias-Raja Keturunan Daud
Maksud silsilah yang merupakan awal cerita Matius adalah untuk mengembangkan Yesus adalah utusan tertinggi Allah. Silsilah itu menegaskan pengawasan langsung Allah atas sejarah Israel dan melalui daftar nenek moyang Yesus. Dalam Matius 1:1 menyatakan bukan hanya Yesus adalah Kristus atau Mesias, tetapi juga “Anak Daud” dan “Anak Abraham”. Setelah kelahiran Yesus di Betlehem, Matius melaporkan bahwa orang-orang Majus dari Timur tiba di Yerusalem dan menyelidiki-Nya (2:1), orang-orang Majus ingin menyembah Yesus (2:2,11). Berbeda dengan Herodes Agung dan semua penduduk Yerusalem malahan takut terhadap berita bahwa Mesias, Raja orang Yahudi, telah lahir (2:2-1). Dimata Herodes, Yesus adalah ancaman yang menduduki tahta Israel. Itulah sebabnya Herodes bermaksud membunuh Yesus (2:8,13). Baik Herodes maupun para pemimpin keagamaan sama-sama buta secara rohani.

Sang Anak Allah.
Untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanan Yesus, Yohanes Pembaptis tampil dalam peranannya yang sudah ditetapkan sebagai “pendahulu” (3:3; 11:10). Sebagai contoh Maliakhi 4:5-6, Maleakhi telah bernubuat bahwa sebelum hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu datang, Elia akan diutus untuk Israel bagi penghakiman. Melalui Yohanes nubuat ini menjadi kenyataan. Adengan baptisan Yesus merupakan kejadian paling penting dalam cerita Matius. Allah memberi kuasa kepada Yesus dengan Roh-Nya dan memaklumkan tentang-Nya melalui 2 peristiwa yaitu, peristiwa penglihatan dan peristiwa suara. Allah sendiri masuk dalam dunia cerita Matius sebagai “Aktor”. Setelah diumumkan oleh Allah sebagai Anak-Nya, maka Yesus masuk ke dalam pertentangan kosmis dengan Setan (4:1-11). Yesus membuktikan diri-Nya sebagai orang yang sempurna dalam kepatuhan terhadap Allah dan mampu mengalahkan kuasa Setan. Ketika mendengar kabar bahwa Yohanes Pembaptis telah “diserahkan” Yesus kembali ke Galilea dan menyelesaikan perjalanan pendahuluan-Nya dengan pindah dari Nazaret ke Kapernaum (4:12-16), dan semuanya telah disiapkan bagi-Nya untuk memasuki pelayanan-Nya kepada Israel.

BAB III. PELAYANAN YESUS KEPADA ISRAEL DAN PENOLAKAN ISRAEL KEPADA YESUS  (1:1-4:16)

Bagian kedua cerita Matius adalah tentang pelayanan Yesus kepada Israel (4:17-11:1), dan tanggapan Israel terhadap-Nya (11:2-16:20).

Pelayanan Yesus Kepada Israel
Pelayanan Yesus keapada Israel adalah pelayanan pengajaran, pemberitaan, dan penyembuhan. Melalui pelayanan ini Yesus mengundang Israel untuk bertobat dan hidup dalam kawasan Pemerintahan akhir zaman Allah. Untuk memperluas pelayanan-Nya, Yesus mengutus para murid untuk pelayanan kepada Israel sesuai pola Yesus.

Penolakan Israel Terhadap Yesus
Sebagai akibat pelayanan Yesus, Ia pun termasyur sampai ke seluruh Palestina dan bahkan sampai ke Siria, orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya dan para pemimpin keagamaan mengamat-amati-Nya, dan kemudian menolak Yesus dan menuduh-Nya bersalah karena Yesus menghujat (9:3). Ketegangan antara Yesus dan para pemimpin keagamaan berkembang terus samapai  mencapai titik permusuhan yang tidak dapat diperdamaikan. Sekalipun menolak Yesus, namun Israel ragu dan berspekulasi mengenai jati diri Yesus (11:2-16:20). Para pemimpin keagamaan menolak Yesus dengan mengatakan bahwa Dia adalah kaki tangan setan (9:34-12:24), sedangkan para murid mengaku Yesus benar Mesias Anak Allah (16:16; 14:33) walaupun mereka tidak tahu bahwa tugas Yesus yang terpenting adalah kematian-Nya di kayu salib.

BAB IV. PERJALANAN YESUS KE YERUSALEM DAN PENDERITAAN, KEMATIAN SERTA KEBAGKITAN-NYA  (16:21-28:20)
            Dalam bagian ketiga cerita Matius (16:21-28:20), Matius memakai 2 sarana sastra, sarana pertama adalah “perjalanan”, dalam 16:21 Matius melaporkan bahwa kehendak Allah adalah Yesus pergi ke Yerusalem dan daerah sekelilingnya, termasuk bait Allah (21:12-28:15). Sarana kedua adalah Matius memadukan bagian ketiga ceritanya yaitu, nubuat kesengsaraan Yesus (16:21; 17:22-23; 20:17-19).

Perjalanan Yesus Ke Yerusalem dan Kegiatan-Nya di bait Allah.
Meskipun para murid tahu siapa Yesus, namun mereka belum tahu maksud utama Pelayanan-Nya, supaya mereka mengetahuinya hal yang pertama yang Yesus lakukan adalah memberitahukan bahwa Ia diutus oleh Allah untuk pergi ke Yerusalem dan disana Ia akan menderita, mati, dan dibagkitkan (16:21), namun tindakan Petrus adalah marah, dan menolak bahwa pemikiran seperti itu akan terjadi pada Yesus, dan ini menjadi bukti atas pertentangan Yesus dengan murid-muridnya. Yesus meninggalkan Galilea menuju Yerusalem, di bukit Zaitun Yesus mengendarai keledai betina dan anaknya, Yesus memasuki Yerusalem dengan upacara besar (21:7-9). Tindakan pertama Yesus di Yerusalem adalah menyucikan baik Allah sehingga menimbulkan pertentangan dengan para pemimpin keagamaan. Di bait Allah Yesus mengajar, berdebat, dan berbicara lewat perumpamaan-perumpamaan (21:12-23:39).

Penghianatan, Penghukuman, Penyaliban, dan Kebangkitan Yesus
Pada awal kisah sengsara, Yesus berkata pada murid-muridnya bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka anak manusia akan diserahkan untuk di salipkan (26:1-2). Pertentangan Yesus dengan Israel berlangsung sampai pada kematian-Nya (16:21). Pada pengadilan-Nya imam besar mendadak memakai pengakuan Yesus dalam bentuk pertanyaan dan ketika Yesus mengiyakannya, maka Imam besar dan Sanhedrin menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus. Kematian Yesus menjadi keuntungan bagi umat manusia, sebab Yesus telah menebus dosa manusia. Allah membangkitkan Yesus dari antara orang mati setelah tiga hari (28:6). Setelah kebangkitan, murid Yesus bertemu dengan Yesus di Galilea, akhirnya mereka mengerti bahwa Anak Allah yang menderita mengharuskan murid yang juga menderita (murid yang menjadi hamba).

BAB V. PEMAKAIAN GELAR “ANAK MANUSIA” OLEH YESUS

Dalam bab ini menjelaskan arti dan fungsi ungkapan “Anak Manusia” dalam cerita Matius. “Anak Manusia” adalah penunjukan kepada diri sendiri yang juga merupakan suatu istilah teknis. Yang berfungsi untuk menimbulkan perhatian orang terhadap tantangan yang dihadapi oleh Yesus. Yesus menyebut diri-Nya sebagai “sang Anak Manusia”, dan jika pertanyaan yang dikemukakan adalah siapa Yesus “Anak Manusia ini”, maka jawabannya adalah, sebagaimana diakui Petrus secara cepat, bahwa Ia adalah Anak Allah (16:13.16).

BAB VI. KHOTBAH AGUNG YESUS
Di dalam cerita Matius terdapat 5 khotbah agung Yesus yaitu: khotbah di bukit (pasal 5-7), khotbah misioner (9:35-10:42), khotbah dalam bentuk perumpamaan (13:1-52), khotbah eklesiologis (17:24-18:35), dan khotbah eskatologis (pasal 24-25). Meskipun Yesus melayani Israel, Matius menggambarkan Israel menolak Yesus (11:2-16:20). Dalam cerita Matius tidak ada kesempatan orang-orang pemimpin agamawi mau mendengar khotbah-Nya melainkan orang banya dan para murid (5:1; 7:28-29). Tujuan utama khotbah Yesus adalah membawa kehidupan para murid, atau pembaca real, kedalam kehidupan yang sesuai dengan pola kehidupan Yesus sendiri yaitu pola hidup yang dengan segenap hati taat kepada Allah dan yang dalam kasih melayani sesama.
BAB VII. LAWAN-LAWAN YESUS
Yesus adalah pemeran utama dalam cerita Matius, namum kelompok peran yang mempengaruhi kebanyakan alur cerita Matius adalah para pemimpin keagamaan, pertentangan Yesus dengan mereka menjadi pusat dari alur peritiwa-peristiwa yang terjadi, sampai mereka menghukum mati Yesus (26:3-5) mereka berpikir bahwa mereka telah membersihkan Israel dari seorang mesias palsu dan penyesat (27:63-64). Akan tetapi dengan kebangkita-Nya menyingkapkan bahwa pemikiran mereka salah, kematian Yesus menjadi sarana yang dengannya Allah menyelesaikan karya penyelamatan-Nya bagi dunia.


BAB VIII. MURID-MURID YESUS
Cerita Matius tentang para murid, sama seperti ceritanya tentang para penentang, mengikuti alur ceritanya tentang Yesus. Matius juga bercerita tentang pemanggilan para murid dan pelayanan mereka kepada Israel (4:17-11:1), dan penyataan ilahi yang dinyatakan kepada mereka (11:2-16:20). Ketika Yesus Anak Allah memanggil para murid untuk hidup dalam kawasan Pemerintahan akhir zaman Allah, Ia membentuk suatu peguyuban baru. Peguyuban baru adalah persaudaraan anak-anak Allah dan murid-murid Yesus. Tujuannya adalah kegiatan misioner (4:18-22).

BAB IX. PEGUYUBAN MATIUS
Pada dua dekade terakhir abad pertama jemaat Matius merupakan jemaat yang mapan. Bahasanya adalah Yunani dan warganya berlatar belakan baik Yahudi maupun kafir yang barang kali ada di Antiokhia Siria. Suasana dalam jemaat ini adalah suasana pertentangan, baik dari dalam maupun dari luar. Dari luar, jemaat ini berhadapan dengan penganiayaan bangsa kafir, tetapi terutama Yahudi. Kelompok-kelompok dari jemaat ini dapat dibedakan, tetapi kecendrungan-kecendrungan hirarkis dihindari.
Bagikan artikel ini :

Post a Comment

 
Supported by: Blogger | Blogger.com
Copyright © 2014. Rumah Pelayanan - All Rights Reserved
WWW . RUMAHPELAYANAN . COM