PENDAHULUAN: PADA MULANYA (1:1-51)
Permulaan Kosmis (1:1-18)
Yohanes memulai ceritanya
tentang Yesus yang dimulai dari kalimat yang berasal dari kata “Pada
mulanya” artinya penulis
menceritakan tentang asal usul keberadaan
Sang Kristus itu sendiri berasal dari Firman dan Firman itu sendiri
yaitu Yesus perantara yang melalui-Nya Allah menciptakan segala sesuatu (1:3).
Penciptaan adalah permulaan penebusan dan penebusan adalah kelanjutan dari
penciptaan. Pada pasal 1:4 melanjutkan tema ini dengan menyebut sang
Kristus-Firman sebagai “Terang” dan “Kehidupan manusia”. Begitu pula dalam
Yoh 1:5 yang memperkenalkan Tema yang menonjol ayat ayat Prolog dari
seluruh Injil. Kemudian pembaca dialihkan untuk melihat bahwa Yohanes
Pembaptis bukanlah terang itu, melainkan saksi bagi terang itu (1:6-8).
Kehadiran sang Firman dalam pribadi historis Yesus dari Nazaret, menegaskan
bahwa Firman itu telah hadir di dalam dunia dan di antara manusia, tetapi
manusia menolak-Nya (1:9-11). Beberapa orang menerima Dia dan bagi mereka
diberikan kuasa yang menghubungkan mereka dengan Allah (1:12-14). Penggambaran
tentang permulaan kosmis dari cerita Yesus ini berakhir dengan sebuah
pengulangan tentang manfaat “keberkemahan” sang Kristus -Firman di dalam dunia.
“Jati diri” sesungguhnya dari Allah didekatkannya pada semua manusia melalui Kristus
(1:18).
Permulaan Historis (1:19-51)
Dalam pasal 1:19-51 Yohanes menggambarkan permulaan dari
peristiwa sejarah itu dengan cukup terinci, yang mencakup kesaksian Yohanes
Pembaptis tentang Yesus dan juga terhimpunnya orang-orang yang akan mengikut
Yesus dalam pelayanan-Nya, dan ini merupakan sebuah pengantar yang tepat bagi
keseluruhan Injil.
BAGIAN PERTAMA: YESUS MENYATAKAN KEMULIAAN (2:1-12:50)
Tanda-tanda dan ucapan-ucapan (2:1-5:47)
Dalam pasal 2-5 Yohanes menceritakan di dalam gabungan
tindakan-tindakan Yesus yang disertai dengan kata-kata-Nya. Tanda pertama adalah Tanda-tanda dari-Nya
(2:1-11), sebuah muzijat Yesus yang mengagumkan pada sebuah perjamuan kawin di
Kana, Galilea, dan bagaimana peristiwa itu telah memampukan para murid untuk
mempercayai Yesus (Tanda mengungkapkan kemuliaan yang menimbulkan Iman). Kedua, Bait Allah yang lama dan yang
baru (2:12-25), Yohanes menceritakan hal ini dalam sebuah narasi yang secara
tradisional disebut “penyucian Bait
Allah”. Ketiga, seorang pemimpin yang terpelajar menemui Yesus (3:1-21),
tema yang samar-samar muncul dalam percakapan antara Yesus dan Nikodemus,
kedatangan Nikodemus kepada Yesus di tengah kegelapan malam adalah bersifat
simbolis bagi Yohanes. Keempat,
Pendamping yang menghormati mempelai (3:22-36), menunjukkan hubungan antara
Yohanes Pembaptis dengan Yesus, yang menyatakan bahwa Yohanes Pembaptis tidak
bisa melakukan lebih dari kesaksian, tetapi Yesus lebih banyak diberikan Allah.
Kelima, cerita tentang iman orang
samaria (4:1-42), merupakan sebuah kisah iman dari pertama seorang perempuan
Samaria dan kepada seluruh penduduk Samaria. Keenam, Iman dari seorang pegawai Istana: Tanda Kedua (4:43-54), iman seorang pegawai Istana yang memohon
kesembuhan kepada Yesus, mesiki ditolak tetapi dia tidak mau kehilangan
semangat dan memohon kembali pertolongan Yesus. Ketujuh, kewibawahan dan kesaksian:Tanda Ketiga (5:1-47), cerita tentang penyembuhan, percakapan
tentang pelanggaran hari Sabat yang dilakukan dalam penyembuhan itu, percakapan
hubungan antara Bapa dan Anak, dan kesaksian tentang Yesus.
Makanan Dunia dan Sorgawi 6:1-71
Menceritakan tentang perjalanan
Yesus dari Galelea ke Danau Tiberias dalam perjalanannya menuju Yesus melakukan beberapa mujizat sehingga
terjadilah perdebatan diantara Orang banyak . Dalam cerita ini Yohanees menjadi
prioritas pertama dalam cerita dan
menjadi titik temu yang diatasnya pasal
pemisahan, pembagian serta pertentangan yang dimolai dengan “Menyodorkan Drama”.
Tanda tanda ini mengantar sebuah perbincangan panjang yang diakhiri dengan kata
kata yang jelas, mengenai Iman yang goyah dan ketidak percayaan yang sangat
jelas. Pertama, makanan dunia dan
keajaiban di Laut: Tanda Keempat dan Kelima (6:1-21), dan Kedua, Roti hidup
:makanan Sorgawi (6:22-71).
Di Yerusalem 7:1-10:42
Gerakan ketidak percayaan dan
permusuhan yang makin memuncak terhadap Yesus menimbulkan konflik dengan
kemapaman keagamaan di Yerusalem (7:1-10:42), kemudian sampai kepada pembunuhan
Yesus (11:1-12:50). Inilah ketegangan antara iman dan ketidak percayaan, antara
iman yang terdampar pada sebuah pulau ditengah lautan ketidak percayaan. Ini
dituntut agar kita memahami di dalam tiga pasal terakhir ini.
Keputusan Tak Dapat Di Tarik Kembali (11:1-12:50)
Yohanes
menutup kisah pertama tentang Penderitaan Yesus
dengan tegas bahwa Yesus mendatangkan penghakiman untuk menuju Hidup
Kekal . Namun karena ketidak percayaan manusia
sehingga mengalami kebutaan secara Rohani dalam pasal 1-12 yang
diselesaikan dengan mengambil keputusan
untuk menghukum mati Yesus. Dalam kisah
ini Yohanes menuntun kita agar memahami apa yang Allah kerjakan didalam Yesus
.Yesus menyatakan Kemulyaan Allah yang mengakibatkan penderitaanNYA sehingga
Dia harus dihukum mati, tetapi dalam penderitaanNYA Dia menerima Kemulyaan
Allah.
BAGIAN KEDUA: YESUS MENERIMA KEMULIAAN (13:1-20:29)
Kasih dan Penolakan (13:1-38)
Kasih dan penolakan Yesus
dalam cerita pembasuhan Kaki dan penghianatan “Yudas” menjadi cerita
panjang. Setelah kepergian Yudas Yesus
mulai berbicara tentang penderitaanNYA (Yoh 13: 31-32) dan Yudas tidak perlu
mengetahui tentang Kematian, Kebangkitan dan KenaikanNyA, Yesus secara tidak
langsung member perintah kepada mereka, agar saling mengasihi sebagaimana Dia telah
mengasihi mereka serta pernyataan-Nya tentang “Anak manusia”. Kasih yang
diperintahkan oleh Yesus merupakan Kasih yang dipolakan pada sikap-Nya kepada
para Murid. Dalam Yoh 13:36-38 berbicara tentang kebejatan manusia, namun
Petrus yakin bahwa dia bisa mengikuti perjalanan Yesus dan siap mati bagi Yesus
(Martir) Namun disini Petrus menyangkal-Nya.
Kata-Kata Perpisahan (14:1-17:26)
Perpisahan yang Yohanes sampaikan mempunyai tujuan agar
para murid mendengarkan tema tema secara terus menerus. Dalam pasal 14,15 bahwa Yohanes sedang memperlihatkan sebuah
pengaturan tentang kepergian Yesus dan akibat kepergiannya, sikap para murid
tetap tinggal didalam Yesus sedangkan kepergiannya memberikan Jalan kepada
murid murid-Nya : Pertama Menjediakan
Jalan untuk mengenal Bapa, menyediakan tempat tinggal bersama Bapa (Yoh 14:1-2) pasal 17 berbicara tentang Doa
terahir dari Yesus. Yohenes sedang menggambarkan bahwa sebuah hubungan antara
orang orang percaya dengan Allah dan dengan Yesus Kristus yang sengaja mengikuti
pola antara Bapa dan Anak. Dalam kata perpisahannya mengajarkan kepada murid
tentang “Kesengsaraan Yesus sudah tiba”.
Peninggian 18:1-20:29
Dalam babak terakhir cerita Yohanes tentang Yesus adalah
bahwa Yesus sendiri sebagai seorang manusia menderita dan mati sama seperti
manusia. Penghakiman terhadap Yesus merupakan bagian awal dari penderitaan
Yesus yang membawa penebusan dosa umat manusia, disini Yesus menyatakan
Kedaulatannya, serta Yohanes melihat Salip sebagai penghakiman dan penebusan dosa.
Salip dan Kebangkitan merupakan Kemulyaan Yesus, berarti Allah memberikan
Kemulyaan dan Peninggian-Nya”. Cerita Yohanes pertama-tama diceritakan supaya
kabar baik tentang tindakan Allah di dalam Kristus dapat diungkapkan
terus-menerus angkatan demi angkatan.
Post a Comment